Kamis, 03 November 2011

Just read this ya. :)

Di antara konsekuensi orang yg percaya dan bertauhid kepada Allah Ta’ala adl senantiasa melakukan muhasabah atas berbagai kelalaiannya dalam memenuhi hak-hak Allah. Ia hendaknya selalu mengingat yaumal hisab terus memperbanyak bekal sehingga tidak termasuk orang yg menyesal dan merugi pada hari yg penyesalan tiada berguna lagi.
Muhasabah ini hendaknya didasar-kan pada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah krn keduanya itulah hakim yg adil dan timbangan yg jujur. Barang siapa meninggalkan keduanya maka akan tersesat sebaliknya bagi yg berpegang teguh dengannya berarti ia telah mendapat petunjuk Allah. Muhasabah yg benar adl mu-hasabah yg diikuti dgn berserah diri dan bertaubat kepada Allah semata.
Taubat adl permulaan amal shaleh. Setiap kali seseorang mendekat-kan diri kepada Allah hendaknya selalu disertai taubat kepadaNya. Sebab seorang mukmin adl orang yg senantiasa merasa lalai meskipun ia sesungguhnya telah mencapai derajat ahli ibadah. Allah menjadikan taubat sebagai sebab kemenangan. “Dan bertaubatlah kalian kepada Allah hai orang-orang yg beriman supaya kamu beruntung.” Barangkali rahasia ditujukannya seruan taubat -dalam ayat di atas- kepada orang-orang beriman adl utk memberikan pemahaman bahwa taubat itu tak saja krn dosa yg dilakukan tetapi juga krn perasaan lalai dan lengah dalam memenuhi hak-hak Allah. Semakin dekat seorang hamba kepada Tuhannya ia akan semakin mengetahui kelengahan dan kelalaian dirinya.
Disebutkan dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam -sedang beliau adl hamba yg paling dekat kepada Allah- “Wahai manusia bertaubatlah kalian kepada Allah dan mohon ampunlah kepadaNya sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari sebanyak seratus kali.
Padahal Allah Ta’ala melindungi beliau dari segala dosa dan menjaganya dari kelalaian tetapi pengetahuan beliau akan hak-hak Allah menjadikan beliau merasa masih saja lalai dalam memenuhi hak-hak Allah. Disinilah di antara rahasia firman Allah “Sesungguhnya yg takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya hanyalah ulama.
Karena itu dalam banyak ayat Allah Ta’ala memerintahkan kita supaya cepat bertaubat demikian pula anjuran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam banyak haditsnya sehingga kita tergolong orang yg berlomba-lomba dalam mendapatkan kebaikan dan tidak termasuk orang-orang yg lengah. “Hai orang-orang yg beriman bertaubatlah kepada Allah dgn taubat yg semurni-murninya mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasuk-kan kamu ke dalam surga yg mengalir di bawahnya sungai-sungai pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yg beriman yg bersama dgn dia sesungguhnya cahaya mereka memancar di hadapan dan sebelah kanan mereka sambil mereka mengatakan “Ya Tuhan kami sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dan barangsiapa tidak bertaubat maka mereka itulah orang-orang yg zhalim.” Orang yg tidak bertaubat kepada Rabbnya adl orang yg menganiaya diri sendiri krn ia tidak mengetahui Rabbnya tidak memahami hak-hakNya padahal betapa besar hak-hak Allah atas dirinya. Taubat dianjurkan dalam tiap saat. Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda “Sesungguhnya Allah Ta’ala membentangkan tanganNya pada malam hari agar pendosa di siang hari bertaubat dan membentangkannya pada siang hari agar pendosa pada malam hari bertaubat hingga matahari terbit dari arah barat.” . Dalam hadits lain disebutkan “Sesungguhnya Allah Ta’ala menerima taubat hamba selama ruhnya belum sampai di tenggorokan.
Jika taubat krn merasa lengah dan lalai -dalam hak Allah- adl wajib atas manusia maka taubat krn dosa tentu hukumnya lbh wajib. Jika yg pertama mengakibatkan derajat kemuli-aannya berkurang maka yg kedua mengakibatkannya berada pada derajat yg terendah. Sungguh amat jauh perbedaan antara orang yg meminta tambahan ni’mat dgn orang yg ingin bebas dari neraka Jahim.
Taubat kepada Allah Ta’ala tidak membutuhkan perantara sehingga ia dikabulkan juga tidak memerlukan pengakuan dosa di hadapan salah seorang manusia. Tiada lain yg mesti dilakukan oleh orang yg bertaubat kecuali ia harus memohon ampun langsung kepada Allah. Dan sungguh Allah lbh gembira dgn taubat hambaNya melebihi kegembiraan seorang ibu yg menemukan kembali anaknya yg hilang setelah putus asa mencarinya. “Sungguh Allah lbh gembira dgn taubat hambaNya daripada seorang darikamu yg menemukan kembali ontanya sedang ia telah kehilangan daripadanya di gurun tandus.
Demi Dzat yg jiwaku ada di tanganNya seandainya kalian tidak melakukan dosa niscaya Allah akan melenyapkan kalian dan tentu akan mendatangkan suatu kaum yg melakukan dosa kemudian mereka memohon ampun kepada Allah sehingga Allah mengampuni mereka.
Sungguh salah besar orang yg mengira bahwa taubat harus dgn pengakuan di hadapan seorang syaikh sehingga bisa diterima. Pintu taubat senantiasa terbuka bagi siapa saja yg menginginkan taubat selama ruhnya masih belum sampai ke tenggorokan atau matahari terbit dari arah barat. Allah berfirman “Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yg mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan yg kemudian mereka bertaubat dgn segera maka mereka itulah yg diterima Allah taubatnya dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yg mengerjakan kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka ia mengatakan “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang.” Dan tidak orang-orang yg mati sedang mereka dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yg pedih.
Tidaklah mereka mengetahui bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hambaNya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Penyayang.” Sebagian orang berlebih-lebihan dalam melakukan ziarah ke kubur Nabi. Mereka memohon agar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam meminta-kan ampun utk mereka seperti ketika beliau masih hidup. Mereka mendasar-kan perbuatan tersebut kepada ayat “Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu lalu memohon ampun kepada Allah dan Rasulpun memohon-kan ampun utk mereka tentulah mereka mendapatai Allah Maha Pene-rima taubat lagi Maha Penyayang.
Sungguh jauh berbeda antara orang yg datang kepada Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ketika beliau masih hidup dgn orang yg datang setelah beliau wafat dan berada di kuburnya. Benar dan tidak diragukan lagi bahwa Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hidup dalam kuburnya tetapi kehidupan itu tidak seperti kehidupan beliau di dunia. Tidak ada yg mengetahui hakekat kehidupan itu selaih Allah Ta’ala. Allah berfirman kepada NabiNya “Sesungguhnya engkau akan mati dan mereka akan mati“. Bahkan hingga orang yg datang kepada Nabi -saat beliau masih hidup- agar dimintakan ampun kepada Allah tetapi memang tidak berhak mendapat ampunan Allah nisaya Allah tidak akan mengampuni dirinya. Allah berfiman kepada RasulNya “Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu memohonkan ampun bagi mereka . Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampun kepada mereka.
Permohonan ampun dan do’a orang hidup utk orang hidup lainnya adl dibolehkan dan dianjurkan. Bahkan Allah memerintahkan agar orang-orang beriman mendo’akan orang-orang yg lbh dahulu beriman. Allah berfiman “Dan orang-orang yg datang sesudah mereka mereka berdo’a “Ya Tuhan kami beri ampunlah kami dan para saudara kami yg telah beriman lbh dahulu dari kami.” . Dalam tafsir ayat “Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu lalu memohon ampun kepada Allah dan Rasulpun memohonkan ampun utk mereka tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Salah seorang ulama berkata Allah Maha Penerima Taubat dalam tiap saat bagi siapa saja yg bertaubat. Allah Maha Penyayang dalam tiap saat bagi siapa yg mau kembali .. Orang-orang yg mendapatkan turunnya ayat ini mereka mempunyai kesempatan utk dimohonkan ampun oleh Rasulullah tetapi masa itu kini telah lama berakhir tinggallah pintu Allah yg senantiasa terbuka dan tak pernah dikunci. Sedang janji Allah tetap tegak dan tiada pernah batal. Karena itu barangsiapa yg ingin maka hendaknya segera bertaubat.
Semakin rahasia taubat dilakukan semakin lbh berpeluang utk dikabulkan dan semakin jauh pula dari sifat riya’ yg sering menyelimuti amal manusia. Dalam hadits shahih tentang tujuh orang yg diberi perlindungan pada hari kiamat di antaranya disebutkan “ .. dan orang yg selalu meng-ingat Allah di kesepian sehingga air matanya mengalir.
Dalam Al Qur’an disebutkan beberapa sifat orang bertaqwa yg kelak pada hari kiamat akan tinggal di surga di antaranya “Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun ” . Sebab pada waktu-waktu akhir malam adl waktu munajat dan khalwat antara hamba dgn Rabbnya. Waktu yg tiap kali Allah turun ke langit bumi seraya berfirman “Adakah orang yg bertaubat sehingga Aku menerima taubatnya? adakah orang yg memohon ampun sehingga Aku mengampuninya? adakah orang yg meminta sehingga Aku memberinya? hingga terbit fajar.
Disadur dari Majalah At Tauhid As Syaikh Abdul Latif Muhammad Badr
Oleh Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
sumber file al_islam.chm

Rabu, 02 November 2011

Apa islam itu?

Islam adalah risalah Allah SWT. yang terakhir bagi manusia, oleh karena itu Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah SWT. kepada Nabi-Nya yang terakhir yaitu Sayidina Muhammad Saw.. Dan juga sesungguhnya Nabi Muhammad Saw. adalah membawa risalah Allah SWT. yang universal dan sebagai pembuka untuk semua alam. Setiap Nabi datang dengan risalah dari Allah SWT. untuk kaumnya masing-masing, sedangkan Nabi Muhammad Saw. dengan Islam sebagai risalah Allah SWT. yang terakhir untuk semua manusia bahkan jin. Allah SWT. berfirman: "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam."( QS. Al-Anbiya': 107), Allah SWT. berfirman: "Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui." (QS. Saba': 28), dan Allah SWT. berfirman: "Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua" (QS. Al-A'raf: 158) Dan juga Nabi Muhammad Saw. telah mengkabarkan kepada kita bahwa sesungguhnya Allah SWT. telah mengkhususkan Nabi Muhammad Saw. dengan amanat seperti ini, maka Nabi Muhammad Saw bersabda: "Nabi yang dahulu diutus untuk kaum yang khusus, sedangkan aku diutus untuk manusia seluruhnya" (HR. Bukhari Muslim)
Islam adalah agama yang mudah, tidak sukar dan tidak sempit, Allah SWT. berfirman: "Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan." (QS. Al-Hajj: 78) Allah SWT. juga berfirman: "Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu." (QS. Al-Baqarah: 185) dan asas Allah SWT. kepada agama ini secara dzahir ada lima rukun yaitu: Dua Syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji ke baitullah. dan di dalam akidah kita yaitu rukun iman, ada enam rukun yaitu: Iman kepada Allah SWT., Malaikat-Malaikat-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Kitab-Kitab-Nya, hari kiamat, dan ketetapan yang baik dan buruk. Kemudian keimanan dibagi kedalam rincian-rincian yang banyak, yaitu beberapa perintah dan larangan di dalam Syariat Islamiyah yang telah menghubungkan dalam jumlahnya kepada sebuah kejelasan, dan tujuh puluh cabang seperti yang dikabarkan oleh orang yang percaya dan dipercaya.
Sebuah Hadits Jibril as. yang menjelaskan rukun Islam dan Iman, diriwayatkan oleh tuan kita 'Umar ra. Berkata: Suatu ketika kami sedang berada di sebuah majlis bersama Rasulullah Saw. ketika itu muncul seoarang laki-laki yang sangat putih bajunya dan sangat hitam rambutnya, tidak terlihat kepadanya bekas perjalanan yang jauh, dan satupun dari kita tidak mengenalnya, kemudian dia duduk dihadapan Nabi Saw, lalu orang itu menyenderkan lututnya kepada lutut Nabi Saw., dan meletakan telapak tangannya di atas paha Nabi Saw., dan berkata: "Wahai Muhammad, kabarkanlah kepadaku tentang Islam".
Maka Rasulullah Saw. bersabda: "Islam adalah kamu bersaksi bahwa tiada ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, memberikan zakat, puasa di bualan Ramadhan, dan haji ke baitullah jika kamu mampu menjalankannya.". Orang itu berkata: "Kamu benar". 'Umar berkata: "Maka kami terkejut kepadanya, dia bertanya dan membenarkannya. Kemudian orang laki-laki itu bertanya lagi: "Lalu kabarkan lah kepadaku tentang iman". Nabi menjawab: "Kamu percaya kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir baik dan buruk". Dia berkata: "Kamu benar". Kemudian bertanya lagi: "Lalu kabarkanlah kepadaku tentang Ihsan". Nabi menjawab: "Kamu menyembah Allah seperti kamu melihat-Nya tetapi jika belum dapat melihat-Nya maka sesungguhnya Beliau melihatmu". Lalu dia bertanya lagi: kabarkanlah kepadaku tentang hari kiamat. Nabi menjawab: "Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada orang yang bertanya". Lalu dia bertanya lagi: Kabarkanlah kepadku tentang janji hari kiamat. Nabi menjawab: "Ketika pembantu melahirkan anak, kamu melihat para pemimpin tanpa alas kaki sehingga ketergantungan dengan orang lain dan bangunan-bangunan semakin tinggi". Berkata 'Umar: "Kemudian orang laki-laki itu keluar maka aku timbul pertanyaan dalam hatiku, kemudian Nabi bersabda kepadaku: "Wahai 'Umar apakah kamu mengetahui siapa orang yang bertanya itu". Aku berkata: "Allah dan Rasul lebih mengetahui". Rasul berkata: "Sesungguhnya dia adalah Jibril, dia datang untuk memberi pengetahuan tentang agama kalian" (HR. Muslim: juz 1 hal. 37) Dan Nabi Saw. mengkabarkan tantang cabang iman, lalu Nabi berkata: "Sebuah kejelasan bahwa tujuh puluh cabang iman dan sifat malu adalah sebagian cabang iman" (HR. Bukhari: juz 1 hal. 63)
Adapun dengan penamaan Islam dengan kata Islam: sesungguhnya Islam adaah agama yang selamat dan diselamatkan oleh Allah Tuhan semesta alam, maka Islam adalah agama yang mengajak Muslim untuk berpasrah kepada Allah yang satu dan melepaskan dari segala sesuatu yang selainnya dari Tuhan-Tuhan, patung-patung sampai segala sesuatu yang menjadikan manusia musyrik bersama Tuhannya, karena sesungguhnya dia mengikuti hawa nafsunya, Allah berfirman: "Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?" (QS. Al-Furqan: 43), sama juga mengajak Muslim kepada keselamatan hanya untuk diri sendiri, padahal bersama adanya keluasan Allah, dalam masalah ini Nabi Saw. bersabda: "Seorang Muslim sebagian dari keselamatan Muslim-Muslim yang lainnya dari lisannya dan tangannya" (HR. Bukhari Muslim: juz 1 hal. 13)
Islam adalah agama yang diridhai oleh Allah, Allah lah yang menamakan Islam dengan kata ini dan meridhainya karena sesungguhnya Beliau adalah Tuhan semesta alam, Allah SWT. berfirman: "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS. Al-Ma'idah: 3). Allah SWT. juga berfirman: "(Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia." (QS. Al-Hajj: 78), Allah menamakan Muslim kepada orang Islam, karena kekhususan-kekhususan dari umat yang terakhir ini. Umat yang memiliki agama yang terakhir, Nabi Saw. yang terakhir. Sesungguhnya orang yahudi menamakan dirinya sendiri yang sebagai binaan dakwahnya Nabi Musa as., Allah SWT. bercerita dalam firman-Nya: "Sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu."" (QS. Al-'Araf: 156). Begitu juga orang-orang Nasrani menamakan dirinya sendiri, Allah SWT. berfirman: "Dan diantara orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani", ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya." (QS. Al-'Araf: 156). Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam karena telah mengkhususkan dan melebihkan kita atas semua ciptaannya yang sempurna.
Dan kita mengharapkan dengan jawaban ini kita dapat mengetahui tentang kedudukan Islam antara risalah-risalah yang terdahulu, juga kita mengerti tentang agama kita secara keseluruhan, bagaimana dinamakan dengan kata Islam dan penemaan pengikut Islam yaitu Muslim. Shalawat serta salamnya Allah atas Nabi kita, keluarganya, dan para sahabatnya, dan Allah SWT. yang paling tinggi dan paling mengetahui.